Cara Menanam Bawang
Merah Agar Panen Melimpah
Cara Menanam BawangMerah Agar Panen Melimpah. Bawang merah merupakan salah
satu komoditas hortikultura yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk
kepentingan kehidupannya.budidaya bawang merah memang tidak tidak bisa
dibayangkan mulus begitu saja, banyak sekali kendala kendala yang harus di
persiapkan untuk menanggulanginnya. disini kami akan mengulas tentang cara
budidaya menanggulangi serangan hama dan penyakit, kekurangan unsur mikro, yang
menyebabkan panen menurun. para petani bawang merah bisa berupaya meningkatkan
produksi bawang merah secara kuantitas, kualitas dan kelestaraian sehingga
petani dapat berkarya dan berkompetisi di kancah pedagangan bebas. Beberapa
prosedur yang harus di perhatikan ketika memulai membudidayakan bawang merah
antara lain :
Kunjungi juga:
Pra Tanam Bawang MerahSyarat
Tumbuh
Bawang merah dapat tumbuh pada
tanah sawah atau tegalan, tekstur sedang sampai liat. Jenis
tanah Alluvial, Glei Humus
atau Latosol, pH 5.6 6.5, ketinggian
0-400 mdpl, kelembaban 50-70 %,
suhu 25-320 C.
1.Pengolahan Tanah
Pupuk kandang disebarkan di
lahan dengan dosis 0,5-1 ton/ 1000 m2
Diluku kemudian digaru
(biarkan + 1 minggu)
Dibuat bedengan dengan lebar
120 -180 cm
Diantara bedengan pertanaman
dibuat saluran air (canal) dengan lebar 40-50 cm dan kedalaman 50
cm.
Apabila pH tanah kurang dari
5,6 diberi Dolomit dosis + 1,5 ton/ha disebarkan di atas bedengan dan
diaduk rata dengan tanah lalu
biarkan 2 minggu.
Untuk mencegah serangan
penyakit layu taburkan GLIO 100 gr (1 bungkus GLIO) dicampur 25-50 kg
pupuk kandang matang, diamkan
1 minggu lalu taburkan merata di atas bedengan.
2.Pupuk Dasar
Berikan pupuk : 2-4 kg Urea +
7-15 kg ZA + 15-25 kg SP-36 secara merata diatas bedengan dan
diaduk rata dengan tanah.
Atau jika dipergunakan Pupuk
Majemuk NPK (15-15-15) dosis 20 kg/ 1000
m2 dicampur rata
dengan tanah di bedengan.
Siramkan pupuk SUPER NASA yang
telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan
dosis 10 botol/1000 m2 dengan cara :
Alternatif 1 : 1 botol Super
Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50
lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
Alternatif 2 : setiap 1 gembor
volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan Super Nasa untuk menyiram 5-10 meter
bedengan. Biarkan selama 5 >
7 hari
3.Pemilihan Bibit
Ukuran umbi bibit yang optimal
adalah 3-4 gram/umbi.
Umbi bibit yang baik yang
telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya)
Umbi bibit harus sehat,
ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak luka
(tidak terkelupas atau berkilau)
4.Fase Tanam Bawang Merah
Jarak Tanam
Pada Musim Kemarau, 15 x 15
cm, varietas Ilocos, Tadayung atau Bangkok Pada Musim Hujan 20 x 15 cm varietas
Tiron
5.Cara Tanam
Umbi bibit direndam dulu dalam
larutan NASA + air ( dosis 1 tutup/lt air ) Taburkan GLIO secara merata pada
umbi bibit yg telah direndam NASA Simpan selama 2 hari sebelum tanam Pada saat
tanam, seluruh bagian umbi bibit yang telah siap tanam dibenamkan ke dalam
permukaan tanah. Untuk tiap lubang ditanam satu buah umbi bibit.
6.Awal Pertumbuhan Bawang
Merah ( 0 10 HST )
Pengamatan HamaWaspadai hama
Ulat Bawang ( Spodoptera exigua atau S. litura), telur diletakkan pada pangkal
dan ujung daun bawang merah secara berkelompok, maksimal 80 butir. Telur
dilapisi benang-benang putih seperti kapas. Kelompok telur yang ditemukan pada
rumpun tanaman hendaknya diambil dan dimusnahkan. Populasi diatas ambang
ekonomi kendalikan dengan VIREXI atau VITURA . Biasanya pada bawang lebih
sering terserang ulat grayak jenis Spodoptera exigua dengan ciri terdapat garis
hitam di perut /kalung hitam di leher, dikendalikan dengan VIREXI. Ulat tanah .
Ulat ini berwarna coklat-hitam. Pada bagian pucuk /titik tumbuhnya dan tangkai
kelihatan rebah karena dipotong pangkalnya. Kumpulan ulat pada senja/malam
hari. Jaga kebersihan dari sisasisa tanaman atau rerumputan yang jadi
sarangnya. Semprot dengan PESTONA. Penyakit yang harus diwaspadai pada awal
pertumbuhan adalah penyakit layu Fusarium. Gejala serangan penyakit ini
ditandai dengan menguningnya daun bawang, selanjutnya tanaman layu dengan cepat
(Jawa : ngoler). Tanaman yang terserang dicabut lalu dibuang atau dibakar di tempat
yang jauh. Preventif kendalikan dengan GLIO.
Penyiangan dan
PembumbunanPenyiangan pertama dilakukan umur 7-10 HST dan dilakukan secara
mekanik untuk membuang gulma atau tumbuhan liar yang kemungkinan dijadikan
inang hama ulat bawang. Pada saat penyiangan dilakukan pengambilan telur ulat
bawang Dilakukan pendangiran, yaitu tanah di sekitar tanaman didangir dan
dibumbun agar perakaran bawang merah selalu tertutup tanah. Selain itu bedengan
yang rusak atau longsor perlu dirapikan kembali dengan cara memperkuat
tepi-tepi selokan dengan lumpur dari dasar saluran (di Brebes disebut
melem).Pemupukan pemeliharaan/susulan Dosis pemupukan bervariasi tergantung
jenis dan kondisi tanah setempat. Jika kelebihan Urea/ZA dapat mengakibatkan
leher umbi tebal dan umbinya kecil-kecil, tapi jika kurang, pertumbuhan tanaman
terhambat dan daunnya menguning pucat. Kekurangan KCl juga dapat menyebabkan
ujung daun mengering dan umbinya kecil.
Pemupukan dilakukan 2 kali (
dosis per 1000 m2 )
- 2 minggu : 5-9 kg Urea+10-20 kg ZA+10-14 kg
KCl
-
4 minggu : 3-7 kg Urea+ 7-15 kg ZA+12-17 kg KCl
Campur secara merata ketiga
jenis pupuk tersebut dan aplikasikan di sekitar rumpun atau garitan tanaman.
Pada saat pemberian jangan sampai terkena tanaman supaya daun tidak terbakar
dan terganggu pertumbuhannya. Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK
(15-15-15) dosis 20 kg/ 1000 m2 diberikan pada umur 2 minggu.
Pengairan Pada awal
pertumbuhan dilakukan penyiraman dua kali, yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman
pagi hari usahakan sepagi mungkin di saat daun bawang masih kelihatan basah
untuk mengurangi serangan penyakit. Penyiraman sore hari dihentikan jika
persentase tanaman tumbuh telah mencapai lebih 90 % Air salinitas tinggi kurang
baik bagi pertumbuhan bawang merah Tinggi permukaan air pada saluran ( canal )
dipertahankan setinggi 20 cm dari permukaan bedengan pertanaman
7.Fase Vegetatif ( 11- 35 HST
)
Pengamatan Hama dan
PenyakitHama Ulat bawang, S. litura dan S. exigua Thrips, mulai menyerang umur
30 HST karena kelembaban di sekitar tanaman relatif tinggi dengan suhu
rata-rata diatas normal. Daun bawang yang terserang warnanya putih berkilat
seperti perak Serangan berat terjadi pada suhu udara diatas normal dengan
kelembaban diatas 70%. Jika ditemukan serangan, penyiraman dilakukan pada siang
hari, amati predator kumbang macan. Populasi diatas ambang ekonomi kendalikan
dengan BVR atau PESTONA. Penyakit Bercak Ungu atau Trotol, disebabkan oleh
jamur Alternaria porii melalui umbi atau percikan air dari tanah. Gejala
serangan ditandai terdapatnya bintik lingkaran konsentris berwarna ungu atau
putih-kelabu di daun dan di tepi daun kuning serta mongering ujung-ujungnya.
Serangan pada umbi sehabis panen mengakibatkan umbi busuk sampai berair dengan
warna kuning hingga merah kecoklatan. Jika ada hujan rintik-rintik segera
dilakukan penyiraman. Preventif dengan penebaran GLIO. Penyakit Antraknose atau
Otomotis, disebabkan oleh jamur Colletotricum gloesporiodes. Gejala serangan
adalah ditandai terbentuknya bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk
lekukan yang akan menyebabkan patahnya daun secara serentak (istilah Brebes:
otomatis). Jika ada gejala, tanaman terserang segera dicabut dibakar dan
dimusnahkan. Untuk jamur yang ada didalam tanah kendalikan dengan GLIO
Penyakit oleh virus.
Gejalanya pertumbuhan kerdil,
daun menguning, melengkung ke segala arah dan terkulai serta anakannya sedikit.
Usahakan memakai bibit bebas virus dan pergiliran tanaman selain golongan
bawang-bawangan.
Busuk umbi oleh bakteri.
Umbi yang terserang jadi busuk
dan berbau. Biasa menyerang setelah dipanen. Usahakan tempat yang kering. Busuk
umbi/ leher batang oleh jamur. Bagian yang terserang jadi lunak, melekuk dan
berwarna kelabu. Jaga agar tanah tidak terlalu becek (atur drainase).Untuk
pencegahan hama-penyakit usahakan pergiliran tanaman dengan jenis tanaman lain
(bukan golongan Bawang-bawangan. PESTISIDA Kimia digunakan sebagai alternatif
terakhir untuk mengatasi serangan hama-penyakit.
8.Pengelolaan Tanaman
Penyiangan kedua dilakukan
pada umur 30-35 HST dilanjutkan pendagiran, pembumbunan dan perbaikan bedengan
yang rusak. Penyemprotan POC NASA dengan dosis 4-5 tutup/tangki tiap 7-10 hari
sekali mulai 7 hari setelah tanam hingga hari ke 50-55. Mulai hari ke 35
penyemprotan ditambah HORMONIK dengan dosis 1-2 tutup/ tangki (dicampurkan
dengan NASA). Pengairan, penyiraman 1x per hari pada pagi hari, jika ada
serangan Thrips dan ada hujan rintikrintik penyiraman dilakukan siang hari.
9.Pembentukan Umbi ( 36 50HST )
Pada fase pengamatan HPT sama
seperti fase Vegetatif, yang perlu diperhatikan adalah pengairannya. Butuh air
yang banyak pada musim kemarau sehingga perlu dilakukan penyiraman
sehari dua kali yaitu pagi dan
sore hari.
10.Pematangan Umbi ( 51- 65
HST )
Pada fase ini tidak begitu
banyak air sehingga penyiraman hanya dilakukan sehari sekali yaitu pada
sore hari.
11.Panen dan Cara Panen
Panen 60-90 % daun telah
rebah, dataran rendah pemanenan pada umur 55-70 hari, dataran tinggi umur 70 > 90 hari. Panen dilakukan
pada pagi hari yang cerah dan tanah tidak becek. Pemanenan dengan pencabutan
batang dan daun-daunnya. Selanjutnya 5-10 rumpun diikat menjadi satu ikatan
(Jawa : dipocong)
12.Pasca Panen Bawang Merah
Penjemuran dengan alas anyaman
bambu (Jawa : gedeg). Penjemuran pertama selama 5-7 hari dengan bagian daun
menghadap ke atas, tujuannya mengeringkan daun. Penjemuran kedua selama2-3 hari
dengan umbi menghadap ke atas, tujuannya untuk mengeringkan bagian umbi dan
sekaligus dilakukan pembersihan umbi dari sisa kotoran atau kulit terkelupas
dan tanah yang terbawa dari lapangan. Kadar air 89 85 % baru disimpan di
gudang.
Penyimpanan, ikatan bawang
merah digantungkan pada rak-rak bambu. Aerasi diatur dengan baik, suhu gudang
26-290C kelembaban 70-80%, sanitasi gudang.
Cara Menanam Bawang Merah Agar Panen Melimpah Sumber artikel media internet Semoga bermanfaat.